Penyesalan Terbesar Saya Adalah…
Sumber: Youtube/A Plus

Kata Alkitab / 4 February 2016

Kalangan Sendiri

Penyesalan Terbesar Saya Adalah…

Theresia Karo Karo Official Writer
4621

Sebuah papan tulis berwarna hitam diletakkan di pusat New York City. Hal ini jelas mengundang perhatian dari sejumlah pejalan kaki yang melewatinya. Meski asing dengan pemandangan ini, yang jadi pusat perhatian sebenarnya adalah tulisan didalamnya yakni, “Write Your Biggest Regret”.

Banyak yang hanya melihat, namun banyak pula orang yang menuliskan penyesalan terbesar dalam hidupnya dalam papan tersebut. Terlihat beberapa dari mereka berhenti sebentar, mengambil kapur, dan menuliskan penyesalan mereka.

Ada banyak ketakutan dan penyesalan yang tertuang di sana. “Saya menyesali banyak waktu yang terbuang” tulis seorang wanita.

Seseorang yang mengaku tunawisma juga mengungkapkan penyesalan terbesarnya adalah menyakiti orang-orang terdekatnya. “Saya menjadi tunawisma karena telah menyakiti orang terdekatku. Bila saja saya bisa berlaku lebih baik, mungkin aku tidak akan berada di sini sekarang,” ujarnya.

“Saya menyesal karena selalu berada di zona nyaman,” terlihat dalam satu tulisan.

Pada awalnya setiap orang memiliki cerita yang berbeda dan unik. Dan saat papan ini mulai penuh dengan tulisan, terlihat kesamaan dalam penyesalan terbesar mereka. Hampir semua tulisan diawali dengan kata ‘not’ atau ‘Tidak’. Semua bercerita tentang kesempatan yang tidak diambil, kata yang tidak terucap, impian yang tidak dikejar dan masih banyak kata tidak lainnya.

Setelah menuliskan penyesalan terbesarnya, mereka juga diberi kesempatan untuk menghapus tulisannya. Hal ini seakan memberi mereka kesempatan baru untuk melihat bahwa tidak ada gunanya meratapi penyesalan.

“Melihat papan yang bersih, sepertinya saya tahu saya harus menjadi apa. Saya tahu apa yang saya inginkan. Itu bukan lagi penyesalan saya sekarang,” ujar seorang wanita usai menghapus penyesalan terbesarnya.

Video eksperimen sosial di atas mengajak kita untuk melihat setiap kesempatan baru yang ada setiap hari. Detik, jam, dan waktu berlalu. Setiap hari menjadi sangat berharga saat kita sadar bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan selain berkutat dengan penyesalan di masa lalu.

Mari sekarang manfaatkan setiap kesempatan baru yang ada di depan. Jadikan setiap hari di depan sebagai awal untuk kita melakukan hal yang tidak ingin kita sesali kelak.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : A Plus/Youtube.com | Theresia Karo Karo
Halaman :
1

Ikuti Kami